- PULAU MARATUA, Surganya Para…
- Festival Nusakambangan dan Segara…
- Gili Kondo, Pesona Baru…
- KKP/KKBM IPB 2013: Dusun…
- Launching website Direktorat Jenderal…
- Pameran Investasi Pulau-Pulau Kecil,…
- Bimbingan Teknis "Pemanfaatan Data…
- Rapat Tim Kerja PPKT
- Workshop Peningkatan Database Pulau-Pulau…
- Indonesia Butuh Peta Kartografi…
Kuliah Kerja Bersama Masyarakat (KKBM) merupakan program pembelajaran mahasiswa IPB dalam bekerja bersama masyarakat. Mahasiswa yang mengikuti KKBM disebar di daerah-daerah Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Cilacap. Pada tanggal 1 Juli 2013, mahasiswa disambut di Kantor Bupati Cilacap. Sebanyak empat puluh enam mahasiswa ditempatkan di daerah Cilacap tepatnya di Kecamatan Kampung Laut. Mereka di bagi menjadi delapan kelompok dan disebar di desa-desa yang ada di kampong laut.
Kami ditempatkan di Dusun Ujung Gagak, Desa Ujung Gagak. Desa ini berbeda dengan desa-desa lain nya karena tahun ini merupakan tahun pertama menjadi lokasi KKBM mahasiswa IPB. Dusun Ujung Gagak merupakan dusun yang paling jauh jika melalui jalur laut. Kami membutuhkan waktu hampir lima jam perjalanan dengan menggunakan compreng dari dermaga Kabupaten Cilacap. Luas wilayah Dusun UjungGagak±367 hektar, yang terbagi atas: perhutani seluas 192 ha, perkebunan seluas 35 ha, pemukiman seluas 15 ha, dan sisanya sebagai lahan persawahan.
Masyarakat Ujung Gagak masih merupakan masyarakat tradisional yang memegang nilai-nilai kekeluargaan. Pengambilan keputusan dilaksanakan secara musyawarah antara kepala dusun dan seluruh masyarakat dalam rapat dusun. Keunikan lainnya yang dimiliki oleh Desa Ujung Gagak adalah ketelitian masyarakat ketika a ada bantuan dari pemerintah. Mereka mengadakan musyawarah dan membicarakan siapa warga yang pantas untuk menerima bantuan tersebut. Sedangkan orang yang merasa mampu, tetapi tercatat sebagai penerima bantuan, maka mereka secara ikhlas untuk mengalihkan bantuan tersebut kepada warga yang dirasa lebih membutuhkan bantuan tersebut. Nuansa Ramadhan pun dimanfaatkan untuk saling bersilaturahmi dan meramaikan masjid. Seringkali jamaah melebihi kapasitas masjid untuk melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah. Usai Shalat Tarawih, mereka saling bercengkrama mengenai kehidupan sehari-hari sambil menyantap makanan yang dibuat oleh warga secara sukarela. Adat istiadat serta tarian daerah seperti tarian kuda lumping masih digunakan pada saat resepsi pernikahan. Sangat menakjubkan menjadi saksi nilai-nilai kekeluargaan yang masih bertahan yang mungkin sudah sulit ditemukan di daerah-daerah lainnya.
(PE-nisa)